Sabtu, 26 Juni 2010

kuburan bayi oborsi ditemukan di lokasi pelacuran

Puluhan bayi yang kelahirannya tak diinginkan pada zaman Romawi diduga dibunuh dan dikubur di sebuah lokasi pelacuran era Romawi di Buckinghamshire, Inggris.

Sebuah studi panjang mengenai pemakaman massal di sebuah villa Romawi di lembah Sungai Thames menunjukkan bahwa sebanyak 97 anak tewas dalam masa 40 pekan usia kehamilan atau meninggal sesaat setelah lahir.

Pakar arkelog yakin penduduk setempat di masa itu membunuh dan mengubur bayi-bayi tidak diinginkan itu di Hambleden, Buckinghamshire.

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan hal yang biasa terjadi di tempat pelacuran Romawi karena alat kontrasepsi belum umum dan orang-orang pada zaman itu masih menganggap pembunuhan bayi merupakan tindakan wajar.

Bayi belum dianggap sebagai manusia bila belum mencapai usia dua tahun. Sebelum berumur dua tahun, mereka tidak bisa dikubur di pemakaman layak. Konsekuensinya, mereka harus dikuburkan di tempat-tempat domestik pada zaman Romawi.

"Penjelasan satu-satunya yang mungkin, tempat terbaik untuk dijadikan kuburan adalah lokasi pelacuran," kata Dr Jill Eyers dari Chiltern Archaeology kepada BBC. Para ahli mengatakan bawa jumlah anak yang tewas di villa bernama Yewden itu sangat besar.

"Tidak ada lokasi lain yang menjadi tempat penguburan 97 bayi seperti ini," kata Dr Simon Mays, ahli biologi di Centre for Archaeology English Heritage yang mempelajari penemuan tersebut.

Bayi-bayi malang tersebut berukuran kurang lebih sama, menunjukkan bahwa memang terjadi pembunuhan, bukan karena penyebab alami yang bisa menyerang bayi pada usia berbeda. Hambleden, dekat dengan Sungai Thames, digali 100 tahun lalu dan merupakan peninggalan penting vila Romawi.

Arkeolog Alfred Heneage Cocks melaporkan penemuan ini pada 1921. Laporan tersebut, bersama dengan foto, ratusan artefak, puisi, dan tulang baru-baru ini ditemukan ulang di Buckinghamshire County Museum. Catatan tersebut menunjukkan lokasi tepat tubuh-tubuh bayi yang tersembunyi di bawah dinding atau dikubur di halaman dengan posisi saling berdekatan.

Tulang belulang mereka kini sedang diperiksa oleh English Heritage. Tim penguji berencana untuk melakukan tes DNA pada tulang untuk mengetahui jenis kelamin dan adanya kemungkinan hubungan kekerabatan satu sama lain.

Warga tanjung priok mengaku rasul

DI Facebook, seorang anak muda nekad menyebut dirinya rasul Tuhan. Siapa membacanya mungkin berpikir dia gila. Tetapi bagi Sakti Alexander Sihite, warga Tanjung Priok itu, nubuatnya sebagai rasul kian kuat, justru karena dia ditolak. Bukankah para nabi awalnya kerap dihujat?

Dia menembus jalur maya, dan ribuan orang menjenguk profilnya di Facebook. Di sana, tak ada pujian kecuali caci maki. Pada mulanya dia muncul di sebuah blog, dengan header hijau cerah tertulis: “Sakti A Sihite, Manusia biasa yang dijadikan Tuhan sebagai utusan-Nya”. Ada alamat email, dan nomor telepon genggam. Dia begitu percaya diri.

Mengaku besar dalam tradisi Islam, sang ‘rasul’ menolak tradisi khitan. Dia menegaskan dirinya rasul, bukan nabi. Itu sebabnya dia yakin tak melawan keyakinan Islam bahwa Muhammad adalah nabi terakhir, atau khataman nabiyyin. Selain Qur’an, dia membaca semua kitab suci. Dia menolak sumber lain, termasuk hadith, yang menurutnya “banyak dipalsukan”.

Kritiknya atas tradisi agama seperti sebuah gumam. Tampak Sihite kecewa pada angkara umat beragama. Dia, misalnya, menyebut Allah dengan “Tuhan”, karena tak ingin sengketa soal kata itu hanya memantik perseteruan berdarah antar umat.

Barangkali dia berangkat dengan kekecewaan. Seperti ditulisnya, dia membenci umat yang terbelah karena mazhab, atau perbedaan pikiran. Baginya, Tuhan itu satu, dan dia ingin Zat Maha Kuasa itu menjadi milik semua.

Atau dia juga gusar karena agama, yang harusnya membawa kebahagiaan, justru memberi banyak soal bagi manusia. Di Malaysia, misalnya, segepok kitab Injil ditolak masuk ke negeri itu karena memakai kata “Allah’. Kata itu, ujar penguasa setempat, sudah lebih dulu milik kaum Muslim. Di Bosnia, umat Muslim diburu dengan kebuasan tak terbayangkan. Tak kurang, di negeri ini kita mengingat kisah sedih Ahmadiyah. Para jamaahnya harus meninggalkan masjid tempat mereka bersujud kepada Tuhan.

Perang atas nama agama meletus sejak berabad-abad silam, tapi amis darahnya terus merambat sampai zaman ini. Semuanya yakin Tuhan “Yang Maha Pengasih” berada di pihak mereka. Tapi Sihite toh bukan ‘rasul’ dengan mukjizat. Dia tak punya apa-apa. Dia tak bisa apa-apa meredam angkara berabad-abad itu. Dia cuma bisa memberi tanda seru: sebaiknya kaum beragama kembali inti ajaran Tuhan, pada kitab masing-masing.

Dia juga tak mengguncang, misalkan, seperti ramalan kiamat pada 2012 itu. Anda yang telah menyaksikan dahsyatnya kehancuran, seperti tergambar pada kehebohan film 2012 di sejumlah bioskop itu, mungkin akan kehilangan nafsu mengejar apa pun di dunia.

Kiamat? Ini kelebihan Sihite. Dia tak risau tentang akhir zaman, yang bagi sebagian orang adalah mimpi buruk. “Waktu persis kiamat adalah rahasia Tuhan,” ujar sang ‘rasul’ melalui telepon genggam. Keyakinan akhir zaman segera tiba, juga membakar perang berlarut-larut antara Yahudi, Kristen dan Islam. Semua ingin segera tuntas sebelum bumi digulung, dan langit runtuh, seperti disitir Lawrence E Joseph dalam buku Apocalypse 2012.

Tapi, Sihite serius. Anak muda bermuka tirus dan keras itu, memilih berhenti bekerja demi ‘berdakwah’ di blognya. Dia sarjana hukum, dan sempat menjadi staf bagian legal di satu perusahaan penerbangan. “Saya berhenti, dan kini saatnya saya menyampaikan ajaran Tuhan”, ujarnya.

‘Kerasulan’nya datang, seperti diakui Sihite, dari mimpi. Dia mengalami hal mistis sejak dua tahun silam. Puncaknya, pada 1 Ramadan dua tahun lalu, Sihite melihat ruh Tuhan. Dia, seperti diakui Sihite, berupa cahaya atau energi hijau, dan datang “memenuhi rongga dada saya,” tulisnya di blog, dengan tajuk “Pertanyaan Seputar Kerasulan”. Sang ‘rasul’ menulisnya dalam bentuk FAQ (frequenly asked questions).

Induksi energi itu, kata Sihite, seperti membakar jantungnya. Lalu, ada suara, sayup tapi terang dan berulang-ulang, “engkau adalah rasulullah, engkau adalah rasulullah…”. Tiga pekan kemudian, Sihite menyatakan dirinya sebagai rasul.

Sihite tak berapi-api, dan mungkin juga harus lebih senyap kelak. Majelis Ulama Indonesia akan menyelidiki kegiatannya, seperti diungkap Ketua MUI Ma’ruf Amin: “Jika meresahkan, Sihite bisa diseret ke pengadilan”.

Kita tak tahu bagaimana akhir kisahnya. Tak penting, apakah si ‘rasul’ benar atau salah, karena kepercayaan kepada nabi adalah bagian dari iman.

Sebuah gumaman semestinya tak harus diredam dengan kekuatan. Sihite tak punya jemaah, atau tempat ibadah. Dia juga tak mengajak orang pindah agama. “Saya ingin orang beragama dengan benar. Jadilah Muslim yang benar, atau Nasrani yang benar,” ujarnya.

Tapi, “yang-benar” itu tak gampang didiskusikan, di satu wilayah dimana pembicaraan tentang agama masih penuh sangkaan. Sihite mungkin akan dihujat lebih dalam, jika dia dinilai meresahkan. Polisi telah menyatakan akan memburu pemuda penyewa kamar di Jalan Swasembada Timur, Tanjung Priok itu. Mengaku menjadi nabi, kata polisi setempat, bisa dijerat Pasal 156 KUHP, dengan tuduhan penistaan agama.

Sesuatu “yang-benar”, sepertinya harus selalu menentramkan. Sihite tak berapi-api. Dia memang tak percaya kiamat tiba tiga tahun lagi. Tapi mungkin dia harus menghadapi satu ‘kiamat’ lain: mereka yang murka atas ucapan si ‘rasul’.

Jumat, 18 Juni 2010

Wanita Tersubur di Dunia, Lahirkan 69 Anak



Dua tahun lalu, dunia dibuat tercengang saat seorang wanita asal Rumania melahirkan anak ke-18 secara normal. Itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan kisah Feodor Vassilyev, seorang wanita yang sukses melahirkan 69 anak dari rahimnya.

Seperti dikutip dari laman Telegraph, nama Vassilyev tercatat di 'The Guinness Book of World Records' sebagai wanita paling subur di dunia. Ia adalah isteri seorang petani asal Rusia yang hidup di tahun 1707–1782.

Vassilyev menjalani 27 proses persalinan secara normal untuk melahirkan 69 anak. Ia menjalani 16 kali proses kelahiran kembar dua, tujuh kali persalinan dengan anak kembar tiga, dan empat kali melahirkan anak kembar empat.

Pada 1983, museum rekor dunia juga sempat mengumumkan nama Leontina Espinoza sebagai wanita tersubur di dunia di masa itu. Wanita asal Chili itu diberitakan memiliki 58 anak dari rahimnya. Namun, belakangan kabar itu palsu.

Investigasi yang dilakukan kepolisian usai kematian Espinoza mengungkap bahwa wanita itu kenyataannya hanya memiliki 16 anak dari rahimnya. Ia membuat informasi palsu demi mendapatkan santunan dari pemerintah Chili. Atas kasus Espinoza, banyak kalangan yang kemudian menyangsikan kebenaran kisah Vassilyev.

Terlepas dari kebenaran kisah Vassilyev, masih ada Livia Ionce. Di usianya yang ke-44 pada pertengahan 2008 silam, ia melahirkan anak ke-18. Kelahiran bayi itu membuatnya memiliki total 10 anak gadis dan delapan anak laki-laki. Anaknya tidak ada yang kembar, yang berarti Ionce telah menjalani 18 kali persalinan dalam kondisi prima.

TEMA: “KEMILAU SAI BUMI RUWA JURAI”



WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Rangkaian Acara Festival Krakatau XX Tahun 2010 dimulai tanggal 9 Juni s.d. 25 Juli 2010.
Puncak Acara Festival Krakatau XX Tahun 2010 dilaksanakan tanggal 24 s.d 25 Juli 2010 bertempat di Bandar Lampung (Karnaval Budaya) dan Lampung Selatan (Tour Krakatau).

RANGKAIAN KEGIATAN
a. FESTIVAL SUPPORTING PROGRAM :

* Festival Band, 9 – 10 Juni (Pasar Seni, Lapangan Korpri).
* Lomba Tari Kreasi Daerah Lampung, 25 – 26 Juni (Teater Tertutup Taman Budaya Lampung dan Auditorium RRI Bandar Lampung).
* Pemilihan Muli Mekhanai Lampung, 26 Juni – 3 Juli (Auditorium Museum Lampung, Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Grand Final : Hotel Novotel).
* Lomba Lagu Pop Daerah dan Cipta Lagu Pop Daerah Lampung, 1 – 3 Juli (Auditorium RRI Bandar Lampung).
* Krakatau Motor Bike Week, 24 Juli (Bandar Lampung dan Daya Tarik-Daya Tarik Wisata di Provinsi Lampung).


b. FESTIVAL CORE PROGRAM :

* Karnaval Budaya (Puncak Acara FK XX 2010), 24 Juli Pukul 14.30 WIB (Rute arak-arakan : Jl.Ir. H. Juanda – Jl. Jend. Sudirman (daerah persiapan dan START) – Jl. Majapahit – Lapangan Parkir GOR Saburai (Panggung Kehormatan) – Jl. Sriwijaya – FINISH di Jl. Tulang Bawang – masuk ke Lapangan Parkir GOR Saburai Enggal Bandar Lampung).
* Krakatau Night, 24 Juli Pukul 19.30 WIB (Citra Garden Bandar Lampung).
* Pergelaran Pentas Seni Musik dan Tari Kreatif, 24 Juli Pukul 19.30 WIB (Lapangan Parkir GOR Saburai/Panggung Festival Krakatau, Bandar Lampung).
* Tour Krakatau, 25 Juli Pemberangkatan Pukul 10.00 WIB (Pelabuhan Bakauheni – Kepulauan Krakatau).


PANITIA PELAKSANA FESTIVAL KRAKATAU XX TAHUN 2010
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung